Pendidikan

14 Jenis-Jenis Sajak dan Contohnya

Jenis-Jenis Sajak dan Contohnya – Setelah pembahasan sebelumnya tentang jenis jenis puisi, kali ini penulis akan memberikan pemaparan tentang sajak. Apa itu sajak? Apa saja jenis jenis sajak? Dan beragam contoh sajak akan dibahas di sini. Selamat belajar ya!!

Pengertian Sajak

Sajak adalah salah satu bentuk karya sastra yang tidak terikat dengan aturan. Sajak sendiri termasuk ke dalam puisi Melayu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, sajak diartikan sebagai gubahan sastra yang berbentuk puisi dan sangat mementingkan keselarasan bunyi. Sajak juga dikenal sebagai suatu persamaan bunyi. Persamaan ini dapat pada awal kalimat atau akhir kalimat.

Ciri-Ciri Sajak

Terdapat beberapa ciri-ciri suatu sajak, yaitu:

  • Memiliki bentuk tertentu (berurutan dalam baris yang sejajar, berpola, atau bebas)
  • Ungkapan kata dan bahasanya  dipengaruhi oleh unsur lagu, irama, keharmonisan bunyi
  • Barisnya disusun dalam pola atau ikatan tertentu (khusus untuk puisi tradisional) dan tanpa pola ikatan tertentu

Jenis-Jenis Sajak

Sajak dibedakan menjadi beberapa jenis dalam kelompoknya masing-masing, antara lain menurut posisi, menurut kesesuaian bunyi suku kata, dan kesesuaian bunyi akhir setiap kata.

(1-2) Sajak Menurut Posisi

Pembagian sajak menurut posisi didasarkan pada letak keselarasan bunyi, yaitu sajak awal dan sajak akhir.

1. Sajak Awal

Disebut sajak awal karena keselarasan bunyi terletak diawal kata. Contoh:

Bukan ketidakpercayaanku padamu

Tapi ketakutanku

Bukan kematian risaukanku

Tapi perpisahan takutkaku

Bukan membagi cinta dariku

Tapi merenggut cinta dariku

Selama nafas masih menderu

Dan jantung masih berdegup

Selama darah masih mengalir

Dan iman masih tertanam

Selama roh masih menyatu

Dan KAU masih mengasihiku

2. Sajak Akhir

Disebut sajak akhir karena keselarasan bunyi terletak di akhir kata. Contoh:

Sajadah melapisi kulitku

Dingin tak merasuk dalam tulangku

Dalam kerendahanku

Memohon kepadaMu Tuhanku

Ampunilah segala dosaku

Sirnakan segala khilafku

Tuntun selalu aku

Agar tercapai inginku

Siratal mustaqim jalanku

RidhoMu tujuanku

Termenung ku ditepi pantai

Menanti ombak dari tengah laut

Teringat semua lupa dan lalai

Dosa dan khilaf kian berpaut

(3-8) Sajak Menurut Kesesuaian Bunyi Suku Kata

Berdasarkan kesesuaian bunyi suku kata, sajak dibedakan menjadi sajak penuh, sajak paruh, sajak aliterasi, sajak asonansi, sajak rangkai, dan sajak rangka.

3. Sajak Penuh atau Sajak Sempurna

Sajak jenis ini ditandai dengan kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir secara penuh. Contoh:

Terancam sudah iman yang goyang

Hamba yang tak rajin sembahyang

Sungguh malang sungguh sayang

Kini umur sudah melayang

4. Sajak Paruh

Sajak paruh atau disebut sebagai sajak tidak sempurna memiliki kesesuaian bunyi pada suku kata terakhir tetapi tidak penuh atau secara keseluruhan. Contoh:

Menuntut ilmu hendaklah semangat

Jangan malas haruslah giat

Ilmu akan membuat kita selamat

Di dunia ataupun akhirat

Ilmu buat kita makin dewasa

Ilmu pula yang hilangkan lara

Bukankah Ilmu faktor kita bahagia?

5. Sajak Aliterasi

Kesesuaian bunyi pada sajak aliterasi terletak pada huruf konsonan dalam setiap kata kata dalam puisi. Kesesuaian bunyi pada sajak ini terletak pada seluruh kata. Contoh:

Baik budi ibu bapak

Nafkah keluarga kena cukup

Hawa haram mustilah musnah

Hawa halal mustilah hadir

Kerja pakai kalimatullah

Berkah buat beragam barang

6. Sajak Asonansi

Hampir sama dengan sajak aliterasi yang memiliki kesesuaian pada seluruh katanya, kesesuaian bunyi pada sajak asonansi terletak pada huruf vokalnya. Contoh:

Kakimu tertatih tatih

Mengayuh sepeda terengah engah

Cinta tiada karena rupiah

Cintamu bagi negeri

Rontokkan mosi kebodohan

7. Sajak Rangkai

Kesesuaian bunyi pada sajak rangkai terletak pada huruf vokal, akan tetapi hanya pada beberapa suku kata. Contoh:

Kesabaran butuh kesadaran

Karena kesadaran timbul kesabaran

Raih kekayaan untuk kejayaan

Karena kejayaan menjaga kekayaan

8. Sajak Rangka

Sajak rangka memuat kesesuaian bunyi pada huruf vokal dalam beberapa kata. Contoh:

Lihat simpang jalan samping kota

Tindak tanduk ibu tua renta

Tak lelah pontang panting

Tak berhenti mondar mandir

Gunakan kesempatan sebelum kesempitan

(9-13) Sajak Menurut Kesesuaian Bunyi Akhir Setiap Kata

Berdasarkan kesesuaian bunyi di akhir setiap kata, sajak dibedakan menjadi sajak rata, sajak silang, sajak kembar, sajak peluk, dan sajak patah.

9. Sajak Rata

Sajak rata atau sajak sama adalah sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-a. Contoh:

Malam itu

Terdengar lagi tangisan sendu

Siapakah beliau

Untaian kata memecah kalbu

Derap langkah tanpa tersipu

Jantung ini terus menderu

Oh Ibu..

Sujudmu

Doamu

Kenapa selalu untukku

Anakmu.

10. Sajak Silang

Sajak silang atau sajak sengkelang adalah sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-b-a-b. Contoh:

Kenapa engkau datang wahai maut

Belahan jiwaku kau bawa pergi

Kenapa dia yang kau renggut

Membawa nestapa dalam diri

 Apa guna kini kuhidup

Hanya sepi dan sunyi

Untuk siapa aku hidup

Masa depanku telah pergi

11. Sajak Kembar

Sajak kembar atau sajak pasangan adalah sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-b-b. Contoh:

Marahmu untuk pendidikan

Tegasmu untuk kekuatan

Absolutmu untuk masa depan

Meski kasihmu hanya selalu tersirat

Lelah tiada kau tampakkan

Sakit tak pernah kau tunjukkan

Sungguh besar pengorbanan

Terima kasih untukmu ayah

12. Sajak Peluk

Sajak peluk atau sajak paut adalah sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-b-b-a. Contoh:

Ya Tuhan kami

Kami telah terpuruk dalam lautan dosa

Detik menit jam kami terendam dalam dosa

Pantaskah kami raih surgawi?

Bisakah kami tetap berdiri

Tanpa kasih dan sayangMu

Tapi justru kami mengecewakanMu

Ya Tuhan ampunilah kami

13. Sajak Patah

Sajak patah atau sajak putus adalah sajak yang memiliki kesesuaian bunyi akhir a-a-a-b, a-b-a-a, atau a-a-b-a. Contoh:

Tengoklah raga ibumu

Kecil tapi penuh kekuatan

Lemah tapi penuh keberanian

Pantang menyerah untuk masa depan

14. Sajak Bebas

Selain jenis jenis sajak yang telah disebutkan di atas, dikenal juga sajak bebas. Sajak bebas merupakan sajak yang tidak mempunyai bentuk ataupun bunyi yang sama. Tidak ada aturan sama sekali dalam jenis sajak ini. Contoh:

Teruntuk buah hatiku

Memang sukar hidup ini

Banyak cela banyak maki

Banyak lubang sana sini

Namun tegaplah berdiri

Jangan goyang jangan ragu

Tapaklah jalan agama

Pasti benar sampai mautmu

Jangan goyang jangan takut

Ibu selalu bersamamu

Bersama Tuhan di hatimu

Demikian artikel mengenai Jenis-Jenis Sajak dan Contohnya. Semoga pemaparan mengenai jenis jenis sajak ini mudah dipahami dan bermanfaat untuk sumber belajar bahasa Indonesia. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button